Industri pariwisata Bali terus berkembang, dengan makin banyaknya hotel, villa, dan glamping di Bali yang menawarkan pengalaman unik untuk para wisatawan. Namun sayangnya, tidak semua properti bisa menikmati tingkat okupansi yang tinggi. Banyak pemilik hotel kecil atau pengelola properti merasa bingung kenapa booking tetap sepi, padahal lokasi dan fasilitas sudah mendukung.
Salah satu penyebab utamanya adalah kesalahan dalam strategi digital. Di era serba online, ketidaktahuan soal online sales dan digital marketing bisa membuat hotel kamu tertinggal jauh.
Berikut ini 5 kesalahan digital yang sering dilakukan hotel di Bali, beserta solusi untuk mengatasinya:
1. Tidak Memanfaatkan Jasa eCommerce Hotel Secara Profesional
Banyak hotel masih mengandalkan staf internal tanpa keahlian digital untuk mengelola OTA, website, dan channel distribusi lainnya. Padahal, persaingan semakin ketat, dan diperlukan strategi eCommerce yang matang agar properti kamu tetap muncul di halaman atas.
Solusi: Gunakan jasa eCommerce hotel di Bali yang sudah berpengalaman dalam mengoptimalkan performa OTA, membuat strategi harga dinamis, dan meningkatkan direct booking. Misalnya, tim seperti ecommerceloka bisa jadi mitra digital yang membantu hotel kecil bersaing di pasar global.
2. Website Hotel Tidak SEO-Friendly dan Sulit Diakses
Masih banyak hotel yang memiliki website lambat, tidak mobile-friendly, atau bahkan tidak update. Ini membuat calon tamu malas melakukan booking langsung dan lebih memilih OTA lain.
Solusi: Bangun atau perbaiki website hotel kamu agar SEO-ready dan mudah diakses melalui smartphone. Optimalkan kecepatan, navigasi, dan formulir pemesanan.
3. Tidak Aktif Mengelola Review dan Rating Online
Ulasan dari tamu sangat berpengaruh pada keputusan calon tamu berikutnya. Banyak hotel yang cuek dengan rating buruk atau tidak menanggapi review, baik di Google maupun OTA.
Solusi: Jadikan review sebagai bagian dari strategi eCommerce. Balas setiap ulasan, baik positif maupun negatif, dan gunakan feedback untuk meningkatkan layanan.
4. Deskripsi Kamar yang Kurang Menjual
Deskripsi kamar di OTA seringkali asal copy-paste, terlalu singkat, dan tidak menggugah emosi. Padahal, deskripsi adalah salah satu senjata untuk “menjual” pengalaman menginap.
Solusi: Tulis deskripsi kamar yang informatif dan menarik. Sertakan highlight seperti “cocok untuk honeymoon”, “pemandangan sawah langsung dari balkon”, atau “glamping di Bali dengan bathtub outdoor”.
5. Tidak Punya Strategi Harga yang Dinamis
Harga kamar yang statis bisa membuat hotel kamu kalah saing. Banyak hotel tidak melakukan penyesuaian tarif saat high season atau low season.
Solusi: Gunakan strategi dynamic pricing dengan tools seperti channel manager atau bantuan dari tim jasa eCommerce agar harga selalu kompetitif.
Jika booking hotel kamu sepi meskipun sudah punya fasilitas bagus, coba evaluasi strategi digital yang sedang kamu jalankan. Kadang, solusinya bukan renovasi besar-besaran, tapi cukup dengan memperbaiki strategi eCommerceloka.
Bagi kamu yang butuh partner profesional dalam mengelola strategi digital dan distribusi online, ecommerceloka hadir sebagai jasa eCommerce hotel di Bali yang siap bantu menaikkan performa properti kamu dari OTA, website, hingga sosial media management.